Kisah Asmara Seminggu Bersama Tante Susi

Juni 03, 2025

 


Cerita Dewasa – Sore itu, Aku ( sebut aja chung ) jalan ke sebuah mal untuk beli baju. Sesampainya di counter pakaian, Aku memilih – milih baju, setelah mendapatkan baju yang kuinginkan, Aku menuju ke kasir. Disaat hendak membayar ke kasir, tiba-tiba ada suara wanita dari sebelahku nyeletuk ke kasir, ” Mbak, tolong sekalian punya saya dihitung, biar saya yang bayar”.

Singkat aja dari kejadian itu kita kenalan, kemudian Aku diajak tante susi makan di salah satu satu kafe di mal itu. Setelah makan, Aku diajak Tante susi ke rumahnya yang mewah, sesampainya di dalam rumah Aku dipersilahkan duduk. chung, tante mandi dulu ya…. silahkan tante jawabku.

Sekitar 5 menit ada suara dari arah kamar mandi memanggilku, yang tak lain adalah Tante susi. chung, tolong kesini….. Tante mau minta tolong. Ada apa Tante? Tanyaku. Ini chung, Tante tolong dilulurin… sambil memberikan lulur scrub kepadaku. Pertama kululurin bagian punggungnya dan sambil kupijit. ehhmmm ….. enak sekali chung pijatanmu,

Kemudian Tante susi membalikkan badannya, kemudian pemandangan yang indah ternyata muncul juga. kulihat buah dada Tante susi yang putih dan montok tepat di depanku. Tanpa pikir panjang lagi, langsung kuhampiri susu Tante susi yang putih dan montok itu dan langsung kujilati.

Ooohhh…. enaaakkk sayang. Terus kujilati sampai ke bawah dan sesampainya di lubang kenikmatan, langsung kujilati vagina Tante susi, dan terlihat itil Tante susi yang udah memerah. “Oouuhhh……. sayaangggku, teruskan sayang… nikmat sekali rasanya” kata Tante susi sambil memegangi kepalaku dan menggeliat – geliat keenakan. Setelah itu gantian Aku yang dilahap habis oleh Tante susi, dijilatinya seluruh tubuhku dari atas sampai bawah, baik pada bagian depan maupun belakang. Sesampainya di penisku, Tante susi bilang “Wow…. besar sekali sayang,(maklumlah panjang kontolku 22 cm dengan diameter 2,5 inchi) pasti enak nich, untuk Tante ya”.


Setelah itu dipegangnya penisku, lalu dimasukkannya ke dalam mulut, lalu di kulumnya dengan semangat, selain itu dijilatinya juga anusku sampai basah. “Ouuucchhhhh….. oooohhhhhh…. ohhhhh….enaaakk tanteee….” Dan ” jrooottt… jroott…. jrrooottt, keluarlah air maniku di dalam mulut Tante susi, dan disedotnya terus air maniku sampai habis.

“Ehhmmm…. segar sekali air manimu sayang, kata Tante susi sambil terus menyedot penisku sampai penisku tegang lagi. Para pembaca bisa membayangkan, gimana rasanya setelah keluar air mani, masih terus disedot sampai penis tegang lagi. Ehhmmm.. pasti sungguh nikmat khan. Setelah itu, dipegang dan diarahkannya penisku ke lubang vagina Tante Ana.
“Ayo sayanggg…. cepat masukkan sayanggg, Tante udah nggak tahan nich….” Langsung aja kumasukkan penisku yang udah menegang sejak tadi.

Oohhh…. eennaakk sayaanngg……. teruss sayaanngg….. oohhhhh….. ooohhhh. Kugenjot terus penisku di dalam vagina Tante susi, sampai Tante susi kelonjotan. Setelah kugenjot sekitar 10 menit, Tante susi mendesah”Ooouucchhhh sssaayang.. tante mau keluar nih… terus saayangg…” Kugenjot terus dan diimbangi dengan goyangan pinggul Tante susi yang membuat Aku pingin keluar juga.

Dan ” Jrrooottt….. jroottt… jroottt….. Ternyata Tante susi udah keluar, dan kurasakan banjir di dalam vagina Tante susi, sekarang vagina Tante susi semakin basah dan licin. Genjotanku semakin kupercepat dan Tante susi juga mempercepat goyangannya.

“Terus sayang….. enak sayang…..oohhhh….oohhhhh…ooohhhhh…” dan jrroootttt….jrroottt…jrrootttt kita berdua keluar bersamaan. “Ohhhh….chuuu….ooouuugghhhh…ooooouuuggghhhhhh…… nikmat sekali sayang, kamu benar – benar hebat sayang”, kata Tante susi, dan Tante juga hebat jawabku, lalu kita berdua tertidur pulas sampai pagi dengan posisi penisku masih di dalam vagina Tante susi. Lalu pagi harinya kita berdua bangun dan langsung mandi bersama. Setelah itu kita pergi ke mal, sesampainya di mal kita makan lalu diteruskan shopping.

Kegiatan seperti ini berlangsung terus sampai satu minggu lamanya. Selama satu minggu itu juga, segala kebutuhanku ditanggung oleh Tante susi. Setelah 1 minggu bersama, kita berdua harus pisah karena Tante susi harus mengurusi bisnisnya yang ada di london. Makasih Tante susi, atas kasih sayang dan perhatianmu selama satu minggu itu.



Cerita Dewasa,Gairah Pemilik Rumah

Mei 27, 2025

 


Wawan, seorang bujangan berumur 28 tahun yang saat ini sedang kebingungan. Pasalnya, panggilan pekerjaan dari sebuah perusahaan dimana dia melamar begitu mendadak. Dia bingung bagaimana harus mencari tempat tinggal secepat ini. Perusahaan dimana dia melamar terletak di luar kota, jangka waktu panggilan itu selama empat hari, dimana dia harus melakukan tes wawancara.

Akhirnya dia memaksa berangkat besoknya, dengan tujuan penginapanlah dimana dia harus tinggal. Dengan bekal yang cukup malah berlebih mungkin, sampailah dia di penginapan dimana perusahaan yang dia lamar terletak di kota itu juga.

Sudah 2 hari ini dia tinggal di penginapan itu, selama ini dia sudah mepersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan guna kelancaran dalam tes wawancara nanti. Sampai pada akhirnya, dia membaca di surat kabar, bahwa disitu tertulis menerima koskosan atau tempat tinggal yang permanen. Kemudian dengan bergegas dia mendatangi alamat tersebut. Sampai pada akhirnya, sampailah dia di depan pintu rumah yang dimaksud itu.

Perlahan Wawan mengetuk pintu, tidak lama kemudian terdengar suara kunci terbuka diikuti dengan seorang wanita tua yang muncul.

Iya, ada perlu apa, Pak..?
Oh, begini.., tadi saya membaca surat kabar, disitu tertulis bahwa di rumah ini menyediakan kamar untuk tempat tinggal. sahut Wawan seketika.

Oh, ya, memang benar, silakan masuk Pak, biar saya memanggil nyonya dulu, wanita tua itu mempersilakan Wawan masuk.
Hm.., baik, terima kasih.
Sejenak kemudian Wawan sudah duduk di kursi ruang tamu.

Terlihat sekali keadaan ruang tamu yang sejuk dan asri. Wawan memperhatikan sambil melamun. Tibatiba Wawan dikejutkan oleh suara wanita yang masuk ke ruang tamu.
Selamat siang, ada yang perlu saya bantu..?

Terhenyak Wawan dibuatnya, di depan dia sekarang berdiri seorang wanita yang boleh dikatakan belum terlalu tua, umurnya sekitar 40 tahunan, cantik, anggun dan berwibawa.

Oh.., eh.. selamat siang, Wawan tergagap kemudian dia melanjutkan, Begini Bu..
Panggil saya Bu Mira.., tukas wanita itu menyahut.
Hm.., o ya, Bu Mira, tadi saya membaca surat kabar yang tertulis bahwa disini ada kamar untuk disewakan.

Oh, ya. Hm.., siapa nama anda..?
Wawan Bu, sahut Wawan seketika.

Memang benar disini ada kamar disewakan, perlu diketahui oleh Nak Wawan bahwa di rumah ini hanya ada tiga orang, yaitu, saya, anak saya yang masih SMA dan pembantu wanita yang tadi bicara sama Nak Wawan, kami memang menyediakan satu kamar kosong untuk disewakan, selain agar kamar itu tidak kotor juga rumah ini biar tambah ramai penghuninya. dengan singkat Bu Mira menjelaskan semuanya.

Hm, suami Ibu..? tanya Wawan singkat.
Oh ya, saya dan suami saya sudah bercerai satu tahun yang lalu, jawab Bu Mira singkat.
Ooo, begitu ya, untuk masalah biayanya, berapa sewanya..? tanya Wawan kemudian.

Hm, begini, Nak Wawan mau mengambil berapa bulan, biaya sewa sebulannya tujuh puluh ribu rupiah, jawab Bu Mira menerangkan.
Baiklah Bu Mira, saya akan mengambil sewa untuk enam bulan, kata Wawan.

Oke, tunggu sebentar, Ibu akan mengambil kuitansinya.
Akhirnya setelah mengemasi barangbarang di penginapan, tinggallah Wawan disitu dengan Bu Mira, Ida anak Bu Mira dan Bik Sumi pembantu Bu Mira.

Sudah satu bulan ini Wawan tinggal sambil menunggu panggilan selanjutnya. Dan sudah satu bulan ini pula Wawan punya keinginan yang aneh terhadap Bu Mira. Wanita yang anggun, cantik dan berwibawa yang cukup lama hidup sendirian.

Wawan tidak dapat membayangkan bagaimana mungkin wanita yang masih kelihatan muda dari segi fisiknya itu dapat betah hidup sendirian. Bagaimana Bu Mira menyalurkan hasrat seksualnya. Ingin sekali Wawan bercinta dengan Bu Mira. Apalagi sering Wawan melihat Bu Mira memakai daster tipis yang menampilkan lekuklekuk tubuh Bu Mira yang masih kelihatan kencang dan indah. Ingin sekali Wawan menyentuhnya.

Aku harus bisa mendapatkannya..! gumam Wawan suatu saat.
Saya harus mencari cara, gumamnya lagi.

Sampai pada suatu saat kemudian, yaitu pada saat malam Minggu, rumah kelihatan sepi, maklum saja, Ida anak Bu Mira tidur di tempat neneknya, Bik Sumi balik ke kampung selama dua hari, katanya ada anaknya yang sakit. Tinggallah Wawan dan Bu Mira sendirian di rumah.


Tapi Wawan sudah mempersiapkan cara bagaimana melampiaskan hasratnya terhadap Bu Mira. Lama Wawan di kamar, jam menunjukkan pukul delapan malam, dia melihat Bu Mira menonton TV di ruang tengah sendirian. Akhirnya setelah mantap, Wawan pun keluar dari kamarnya menuju ke ruang tengah.

Selamat malam, Bu, boleh saya temani..? sejenak Wawan berbasabasi.
Oh, silakan Nak Wawan.., mempersilakan Bu Mira kepada Wawan.

Ngomongngomong, tidak keluar nih Nak Wawan, malam Minggu loh, masa di rumah terus, apa tidak bosan..? tanya Bu Mira kemudian.
Ah, nggak Bu, lagian keluar kemana, biasanya juga malam Minggu di rumah saja, jawab Wawan sekenanya.
Lama mereka berdua terdiam sambil menikmati acara TV.

Oh, ya, Bu, boleh saya buatkan minum..? tanya Wawan tibatiba.
Lho, tidak usah Nak Wawan, kok repotrepot..,

Ah, nggak apaapa, sekalikali saya yang buatkan minuman untuk Ibu, masak Ibu dan Bik Sumi saja yang selalu membuatkan minuman untuk saya.
Hm.., boleh kalau begitu, Ibu ingin minum teh saja, kata Bu Mira sambil tersenyum.
Baiklah Bu, kalau begitu tunggu sebentar. segera Wawan bergegas ke dapur.

Tidak lama kemudian Wawan sudah kembali sambil membawa nampan berisi dua teh dan sedikit makanan kecil di piring.
Silakan Bu, diminum, mumpung masih hangat..!
Terima kasih, Nak Wawan.

Akhirnya setelah sekian lama terdiam lagi, terlihat Bu Mira sudah mulai mengantuk, tidak lama kemudian Bu Mira sudah tertidur di kursi dengan keadaan memakai daster tipis yang menampilkan lekuklekuk tubuh dan payudaranya yang indah. Tersenyum Wawan melihatnya.

Akhirnya aku berhasil, ternyata obat tidur yang kubeli di apotik siang tadi benarbenar manjur, obat ini akan bekerja untuk beberapa saat kemudian, gumam Wawan penuh kemenangan.

Beruntung sekali tadi Bu Mira mau kubuatkan teh, sehingga obat tidur itu dapat kucampur dengan teh yang diminum Bu Mira, gumamnya sekali lagi.

Sejenak Wawan memperhatikan Bu Mira, tubuh yang pasrah yang siap dipermainkan oleh lelaki manapun. Timbul gejolak kelelakian Wawan yang normal tatkala melihat tubuh indah yang tergolek lemah itu.

Diremasremasnya dengan lembut payudara yang montok itu bergantian kanan kiri sambil tangan yang satunya bergerilnya menyentuh paha sampai ke ujung paha. Terdengar desahan perlahan dari mulut Bu Mira, spontan Wawan menarik kedua tangannya.

Mengapa harus gugup, Bu Mira sudah terpengaruh obat tidur itu sampai beberapa saat nanti, gumam Wawan dalam hati.

Akhirnya tanpa pikir panjang lagi, Wawan kemudian membopong tubuh Bu Mira memasuki kamar Wawan sendiri. Digeletakkan dengan perlahan tubuh yang indah di atas tempat tidur, sesaat kemudian Wawan sudah mengunci kamar, lalu mengeluarkan tali yang memang sengaja dia simpan siang tadi di laci mejanya.

Tidak lama kemudian Wawan sudah mengikat kedua tangan Bu Mira di atas tempat tidur. Melihat keadaan tubuh Bu Mira yang telentang itu, tidak sabar Wawan untuk melampiaskan hasratnya terhadap Bu Mira.

Malam ini aku akan menikmati tubuhmu yang indah itu Bu Mira, kata Wawan dalam hati.
Satupersatu Wawan melepaskan apa saja yang dipakai oleh Bu Mira. Perlahanlahan, mulai dari daster, BH, kemudian celana dalam, sampai akhirnya setelah semua terlepas, Wawan menyingkirkannya ke lantai.

Terlihat sekali sekarang Bu Mira sudah dalam keadaan polos, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Diamati oleh Wawan mulai dari wajah yang cantik, payudara yang montok menyembul indah, perut yang ramping, dan terakhir paha yang mulus dan putih dengan gundukan daging di pangkal paha yang tertutup oleh rimbunnya rambut.

Sesaat kemudian Wawan sudah menciumi tubuh Bu Mira mulai dari kaki, pelanpelan naik ke paha, kemudian berlanjut ke perut dan terakhir ciuman Wawan mendarat di payudara Bu Mira. Sesekali terdengar desahan kecil dari mulut Bu Mira, tapi Wawan tidak memperdulikannya.

Diciumi dan diremasremas kedua payudara yang indah itu dengan mulut dan kedua tangan Wawan. Puting merah jambu yang menonjol indah itu juga tidak lepas dari seranganserangan Wawan. Dikulumkulum kedua puting itu dengan mulutnya dengan perasaan dan gairah birahi yang sudah memuncak. Setelah puas Wawan melakukan itu semua, perlahanlahan dia bangkit dari tempat tidur.

Satupersatu Wawan melepas pakaian yang melekat di badannya, akhirnya keadaan Wawan sudah tidak beda dengan keadaan Bu Mira, telanjang bulat, polos, tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.

Terlihat kemaluan Wawan yang sudah mengencang hebat siap dihunjamkan ke dalam vagina Bu Mira. Tersenyum Wawan melihat rudalnya yang panjang dan besar, bangga sekali dia mempunyai rudal dengan bentuk begitu.

Perlahanlahan Wawan kembali naik ke tempat tidur dengan posisi telungkup menindih tubuh Bu Mira yang telanjang itu, kemudian dia memegang rudalnya dan pelanpelan memasukkannya ke dalam vagina Bu Mira.

Wawan merasakan vagina yang masih rapat karena sudah setahun tidak pernah tersentuh oleh lakilaki. Akhirnya setelah sekian lama, rudal Wawan sudah masuk semuanya ke dalam vagina Bu Mira.

Ketika Wawan menghunjamkan rudalnya ke dalam vagina Bu Mira sampai masuk semua, terdengar rintihan kecil Bu Mira, Ah.., ah.., ah..!
Tapi Wawan tidak menghiraukannya, dia lalu menggerakkan kedua pantatnya maju munjur dengan teratur, pelanpelan tapi pasti.

Slep.., slep.., slep.., terdengar setiap kali ketika Wawan melakukan aktivitasnya itu, diikuti dengan bunyi tempat tidur yang berderitderit.

Uh.., oh.., uh.., oh.., sesekali Wawan mengeluh kecil, sambil tangannya terus meremasremas kedua payudara Bu Mira yang montok itu.

Lama Wawan melakukan aktivitasnya itu, dirasakannya betapa masih kencangnya dan rapatnya vagina Bu Mira. Akhirnya Wawan merasakan tubuhnya mengejang hebat, merapatkan rudalnya semakin dalam ke vagina Bu Mira.

Ser.., ser.., ser.., Wawan merasakan cairan yang keluar dari ujung kemaluannya mengalir ke dalam vagina Bu Mira.

Oh.. ah.. oh.. Bu Mira.., oh..! terdengar keluhan panjang dari mulut Wawan.
Setelah itu Wawan merasakan tubuhnya yang lelah sekali, kemudian dia membaringkan tubuhnya di samping tubuh Bu Mira dengan posisi memeluk tubuh Bu Mira yang telah dinikmatinya itu.

Lama Wawan dalam posisi itu sampai pada akhirnya dia dikejutkan oleh gerakan tubuh Bu Mira yang sudah mulai siuman. Secara reflek, Wawan bangkit dari tempat tidurnya menuju ke arah saklar lampu dan mematikannya. Tertegun Wawan berdiri di samping tempat tidur dalam kamar yang sudah dalam keadaan gelap gulita itu. Sesaat kemudian terdengar suara Bu Mira.

Oh, dimana aku, mengapa gelap sekali..?
Sebentar kemudian suasana menjadi hening.
Dan, mengapa tanganku diikat, dan, oh.., tubuhku juga telanjang, kemana pakaianku, apa yang terjadi..? terdengar suara Bu Mira pelan dan serak.

Suasana hening agak lama. Wawan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia diam saja.
Terdengar lagi suara Bu Mira mengeluh, Oh.., tolonglah aku..! Apa yang terjadi padaku, mengapa aku bisa dalam keadaan begini, siapa yang melakukan ini terhadapku..? keluh Bu Mira.

Akhirnya timbul kejantanan dalam diri Wawan, bagaimanapun setelah apa yang dia lakukan terhadap Bu Mira, Wawan harus berterus terang mengatakannya semuanya.

Ini saya.., gumam Wawan lirih.
Siapa, kamukah Yodi..? Mengapa kamu kembali lagi padaku..? sahut Bu Mira agak keras.
Bukan, ini saya Bu.., Wawan.., Wawan berterus terang.

Wawan..! kaget Bu Mira mendengarnya.
Apa yang kamu lakukan pada Ibu, Wawan..? Bicaralah..! Mengapa Ibu kamu perlakukan seperti ini..? tanya Bu Mira kemudian.

Kemudian Wawan bercerita mulai dari awal sampai akhir, bagaimana mulamula dia tertarik pada Bu Mira, sampai pada keheranannya bagaimana juga Bu Mira dapat hidup sendiri selama setahun tanpa ada lakilaki yang dapat memuaskan hasrat birahi Bu Mira.

Juga tidak lupa Wawan menceritakan semua yang dia lakukan terhadap Bu Mira selama Bu Mira tidak sadar karena pengaruh obat tidur. Tertegun Bu Mira mendengar semua perkataan Wawan. Lama mereka terdiam, tapi terdengar Bu Mira bicara lagi.

Wawan.., Wawan.., Ibu memang menginginkan lakilaki yang bisa memuaskan hasrat birahi Ibu, tapi bukan begini caranya, mengapa kamu tidak berterusterang pada Ibu sejak dulu, kalaupun kamu berterus terang meminta kepada Ibu, pasti Ibu akan memberikannya kepadamu, karena Ibu juga merasakan bagaimana tidak enaknya hidup sendiri tanpa lakilaki.

Terus terang saya malu Bu, saya malu kalau Ibu menolak saya.
Tapi setidaknya kan, berterus terang itu lebih sopan dan terhormat daripada harus memperlakukan Ibu seperti ini.

Saya tahu Bu, saya salah, saya siap menerima sanksi apapun, saya siap diusir dari rumah ini atau apa saja.

Oh, tidak Wawan, bagaimanapun kamu telah melakukannya semua terhadap Ibu. Sekarang Ibu tidak lagi terpengaruh oleh obat tidur itu lagi, Ibu ingin kamu melakukannya lagi terhadap Ibu apa yang kamu perbuat tadi, Ibu juga menginginkannya Wawan tidak hanya kamu saja.

Benar Bu..? tanya Wawan kaget.
Benar Wawan, sekarang nyalakanlah lampunya, biar Ibu bisa melihatmu seutuhnya, pinta Bu Mira kemudian.

Tanpa pikir panjang lagi, Wawan segera menyalakan lampu yang sejak tadi padam. Sekarang terlihatlah kedua tubuh mereka yang samasama polos, dan telanjang bulat dengan posisi Bu Mira terikat tangannya.

Oh Wawan, tubuhmu begitu atletis. Kemarilah, nikmatilah tubuh Ibu, Ibu menginginkannya Wawan..! Ibu ingin kamu memuaskan hasrat birahi Ibu yang selama ini Ibu pendam, Ibu ingin malam ini Ibu benarbenar terpuaskan.

Perlahan Wawan mendekati Bu Mira, diperhatikan wajah yang tambah cantik itu karena memang kondisi Bu Mira yang sudah tersadar, beda dengan tadi ketika Bu Mira masih tidak sadarkan diri. Diusapusapnya dengan lembut tubuh Bu Mira yang polos dan indah itu, mulai dari paha, perut, sampai payudara. Terdengar suara Bu Mira menggelinjang keenakan.

Terus.., Wawan.., ah.. terus..! terlihat tubuh Bu Mira bergerakgerak dengan lembut mengikuti sentuhan tangan Wawan.

Tapi, Wawan, Ibu tidak ingin dalam keadaan begini, Ibu ingin kamu melepas tali pengikat tangan Ibu, biar Ibu bisa menyentuh tubuhmu juga..! pinta Ibu Mira memelas.
Baiklah Bu.

Sedetik kemudian Wawan sudah melepaskan ikatan tali di tangan Bu Mira. Setelah itu Wawan duduk di pinggir tempat tidur sambil kedua tangannya terus mengusapusap dan meremasremas perut dan payudara Bu Mira.
Nah, begini kan enak.., kata Bu Mira.

Sesaat kemudian ganti tangan Bu Mira yang meremasremas dan menarik maju mundur kemaluan Wawan, tidak lama kemudian kemaluan Wawan yang diremasremas oleh Bu Mira mulai mengencang dan mengeras. Benarbenar hebat si Wawan ini, dimana tadi kemaluannya sudah terpakai sekarang mengeras lagi. Benarbenar hyper dia.

Oh.., Wawan, kemaluanmu begitu keras dan kencang, begitu panjang dan besar, ingin Ibu memasukkannya ke dalam vagina Ibu. kata Bu Mira lirih sambil terus mempermainkan kemaluan Wawan yang sudah membesar itu.

Diperlakukan sedemikian rupa, Wawan hanya dapat mendesahdesah menahan keenakan.
Bu Mira, oh Bu Mira, terus Bu Mira..! pinta Wawan memelas.
Semakin hebat permainan seks yang mereka lakukan berdua, semakin hot, terdengar desahandesahan dan rintihanrintihan kecil yang keluar dari mulut mereka berdua.

Oh Wawan, naiklah ke atas tempat tidur, naiklah ke atas tubuhku, luapkan hasratmu, puaskan diriku, berikanlah kenikmatanmu pada Ibu..! Ibu sudah tak tahan lagi, ibu sudah tak sabar lagi.. desis Bu Mira memelas dan memohon.


Sesaat kemudian Wawan sudah naik ke atas tempat tidur, langsung menindih tubuh Bu Mira yang telanjang itu, sambil terus menciumi dan meremasremas payudara Bu Mira yang indah itu.

Oh, ah, oh, ah.., Wawan oh..! tidak ada kata yang lain yang dapat diucapkan Bu Mira yang selain merintih dan mendesahdesah, begitu juga dengan Wawan yang hanya dapat mendesis dan mendesah, sambil menggosokgosokkan kemaluannya di atas permukaan vagina Bu Mira. Reflek Bu Mira memeluk eraterat tubuh Wawan sambil sesekali mengusapusap punggung Wawan.

Sampai suatu ketika, tangan Bu Mira memegang kemaluan Wawan dan memasukkannya ke dalam vaginanya.

Pelan dan pasti Wawan mulai memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira, sambil kedua kakinya bergerak menggeser kedua kaki Bu Mira agar merenggang dan tidak merapat, lalu menjepit kedua kaki Bu Mira dengan kedua kakinya untuk terus telentang.

Akhirnya setelah sekian lama berusaha, karena memang tadi Wawan sudah memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira, sekarang agak gampang Wawan menembusnya, Wawan sudah berhasil memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira.

Kemudian dengan reflek Wawan menggerakkan kedua pantatnya maju mundur terumenerus sambil menghunjamkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira.

Slep.., slep.., slep.., terdengar ketika Wawan melakukan aktivitasnya itu.
Terlihat tubuh Bu Mira bergerak menggelinjang keenakan sambil terus menggoyanggoyangkan pantatnya mengikuti irama gerakan pantat Wawan.

Ah.., ah.., oh.. Wawan.., jangan lepaskan, teruskan, teruskan, jangan berhenti Wawan, oh.., oh..! terdengar rintihan dan desahan nafas Bu Mira yang keenakan.

Lama Wawan melakukan aktivirasnya itu, menarik dan memasukkan kemaluannya terusmenerus ke dalam vagina Bu Mira. Sambil mulutnya terus menciumi dan mengulum kedua puting payudara Bu Mira.

Oh.., ah.. Bu Mira, oh.., kamu memang cantik Bu Mira, akan kulakukan apa saja untuk bisa memuaskan hasrat birahimu, ih.., oh..! desis Wawan keenakan.
Oh.., Wawan.., bahagiakanlah Ibu malam ini dan seterusnya, oh Wawan.., Ibu sudah tak tahan lagi, oh.., ah..!

Semakin cepat gerakan Wawan menarik dan memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Bu Mira, semakin hebat pula goyangan pantat Bu Mira mengikuti irama permainan Wawan, sambil tubuhnya terus menggelinjang bergerakgerak tidak beraturan.

Semakin panas permainan seks mereka berdua, sampai akhirnya Bu Mira merintih, Oh.., ah.., Wawan.., Ibu sudah tak tahan lagi, Ibu sudah tak kuat lagi, Ibu mau keluar, oh Wawan.., kamu memang perkasa..!

Keluarkan Bu..! Keluarkanlah..! Puaskan diri Ibu..! Puaskan hasrat Ibu sampai ke puncaknya..! desis Wawan menimpali.
Mari kita keluarkan bersamasama Bu Mira..! Oh, aku juga sudah tak tahan lagi, desis Wawan kemudian.

Setelah berkata begitu, Wawan menambah genjotannya terhadap Bu Mira, terusmenerus tanpa henti, semakin cepat, semakin panas, terlihat sekali kedua tubuh yang basah oleh keringat dan telanjang itu menyatu begitu serasi dengan posisi tubuh Wawan menindih tubuh Bu Mira.

Sampai akhirnya Wawan merasakan tubuhnya mengejang hebat, begitu pula dengan tubuh Bu Mira. Keduanya saling merapatkan tubuhnya masingmasing lebih dalam, seakanakan tidak ada yang memisahkannya.

Ser.., ser.., ser..! terasa keluar cairan kenikmatan keluar dari ujung kemaluan Wawan mengalir ke dalam vagina Bu Mira, begitu nikmat seakanakan seperti terbang ke langit ke tujuh, begitu pula dengan tubuh Bu Mira seakanakan melayanglayang tanpa henti di udara menikmati kepuasan yang diberikan oleh Wawan.

Sampai akhirnya mereka berdua berhenti karena merasa kelelahan yang amat sangat setelah bercinta begitu hebat.

Sejenak kemudian, masih dengan posisi yang saling menindih, terpancar senyum kepuasan dari mulut Bu Mira.
Wawan, terima kasih atas apa yang telah kau berikan pada Ibu.., kata Bu Mira sambil tangannya mengeluselus rambut Wawan.

Samasama Bu, aku juga puas karena sudah membuat Ibu berhasil memuaskan hasrat birahi Ibu, sahut Wawan dengan posisi menyandarkan kepalanya di atas dada Bu Mira.
Suasana yang begitu mesra.

Selama disini, mulai malam ini dan seterusnya, Ibu ingin kamu selalu memberi kepuasan birahi Ibu..! pinta Ibu Mira.
Saya berjanji Bu, saya akan selalu memberikan yang terbaik bagi Ibu.., kata Wawan kemudian.

Ah, kamu bisa saja Wan, tersungging senyum di bibir Bu Mira.
Tapi, ngomongngomong bagaimana dengan Ida dan Bik Sumi..? tanya Wawan.

Lho, kita kan bisa mencari waktu yang tepat. Disaat Ida berangkat sekolah juga bisa, dan Bik Sumi di dapur. Di saat keduanya tidur pun kita bisa melakukannya. Pokoknya setiap saat dan setiap waktu..! jawab Bu Mira manja sambil tangannya mengusapusap punggung Wawan.

Sejenak Wawan memandang wajah Bu Mira, sesaat kemudian keduanya samasama tertawa kecil. Akhirnya apa yang mereka pendam berdua terlampiaskan sudah. Sambil dengan keadaan yang masih telanjang dan posisi saling merangkul mesra, mereka akhirnya tertidur kelelahan.

Cerita Dewasa,Si Perawan Yang Malu malu Kucing

Mei 19, 2025

Pertama kali aqu pacaran yaitu pada saat semester pertama di kuliahku di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Y. Memang aqu agak telat untuk pacaran, semasa SMA dulu dimana sekolahku adalah sekolah homogen yg muridnya lelaki semua kawankawanku kebanyakan telah punya pacar, sementara aqu masih betah sendirian. Bukannya aqu tak laku atau bagaimana , tetapi memang
aqunya yg belum mau untuk membina suatu hubungan di samping nasihat dari orangtua yg
menganjurkan aqu untuk sekolah dulu sampai selesai baru pacaran. Tetapi ketika aqu masuk ke
bangku perkuliahan nasihat dari orangtuaqu jadi tak mempan ketika aqu naksir seorang
perempuan sekelas yg cantik, seksi, pintar dan merupakan bunga kampus di angkatanku, Sabrina
namanya dan biasa dipanggil Sabri Dia perempuan yg mempunyai darah keturunan dari Jawa Timur
Manado Belanda, jadi masih baubau indo gitu.

Langsung aqu putar otak untuk mencari cara mendekatinya, maklum baru kali itu aqu mencoba
untuk melamar perempuan untuk jadi pacar.Singkat kata akhirnya aqu dapatkan Sabri menjadi
pacarku. Awalawal kita pacaran berjalan biasabiasa saja dalam arti normal saja, seperti layaknya
remaja lain yg berpacaran. Tetapi ketika suatu saat aqu ajak Sabri keluar untuk merayakan
Valentines Day dia menagih janji yg aqu ucapkan saat di jalan. Memang saat itu aqu beri dia kejutan
seikat mawar merah tanda cintaqu padanya, kelihatan dia surprise sekali dan bertanya Wah, kamu
ini senengnya kok bikin kejutan sih sayg. Masih ada kejutan lagi tak nanti? Aqu jawab saja
sekenaqu, Oh, pasti ada doong.. sambil otakku berputar kerana memang aqu tak ada kejutan lagi
untuknya. Ketika di mobil masih di parkiran sebuah rumah makan yg tempatnya memang agak gelap
setelah kita selesai makan dan akan pulang, Sabri kembali menagih janjiku itu Mana doong,
katanya ada kejutan lagi buat aqu? rajuknya manja. Aqu terhenyak bingung, belum sempat aqu
berpikir tanpa kusadari aqu menyorongkan wajahku ke wajah cantiknya untuk mencium pipinya.
Tapi ternyata perempuanku itu malah menyambutnya dgn bibir sensualnya hingga bibir kita
saling beradu. Aqu sempat kaget juga, maklum baru kali itu aqu mencium bibir perempuan.

Tapi kerana ketika SMA aqu sering baca buku dewasa dan liat film BF maka aqu pun segera mencoba
untuk mengimbangi perempuanku dgn memainkan bibirku di bibirnya. Tak lama kita
berciuman, mungkin dia merasakan aqu yg begitu canggung dalam berciuman, alamak.. malu sekali
aqu. Memang bagi Sabri, aqu ini adalah pacarnya yg ketiga setelah putus dgn pacarpacarnya yg
terdahulu jadi dia telah berpengalaman dalam urusan ciummencium dan seks dibandingkan dgn
aqu yg hanya tahu teorinya saja. Tapi inilah awal dari semua cerita indah kita saat berpacaran.

Sejak saat itu kemudian aqu jadi ketagihan untuk mencium bibir sensual wanitaku itu, bahkan malah
dia yg membimbing tanganku untuk membelaibelai bagian badannya. Pada suatu ketika saat kita
berciuman di suatu lembah yg sepi di pinggir sawah aqu kembali dibuat malu oleh Sabri kerana saat
itu memang aqu hanya mencium bibirnya saja sedangkan tanganku anteng hanya memeluk pinggul
atau punggungnya. Dibimbingnya tanganku menuju buah dadanya yg berukuran 36B itu, dan
kembali aqu terhenyak kerana kekenyalan bukit indah kembar tersebut. Tanganku menelungkupi
buah dada itu walau masih tertutup baju, tapi ada rasa nikmat dan senjataqu jadi tegang. Lalu aqu
lepaskan ciumanku sambil menatapnya tapi tanganku masih memegangi buah dadanya Ada apa
sayg? tanya Sabri Aqu tersipu malu, kemudian Sabri bertanya, Mau pegang ini hh..? sambil
matanya melirik ke buah dadanya yg indah itu. Boleh..? tanyaqu, tanpa menjawab Sabri langsung
menarik tanganku masuk ke kaos ketatnya sampai ke BHnya dan kemudian dipelorotkan satu tali
BHnya sehingga buah dadanya menyembul keluar. Tanganku pun kembali menelungkupi buah
dadanya yg montok dan kenyal itu hanya bedanya sekarang tak ada penghalang sehingga
putingnya yg bulat dan keras itu terasa di telapak tanganku. Sabri mendesah dan kembali kita
berciuman, senjataqu pun menjadi semakin tegang dan mengembang dalam celana jeansku.


Kerana nafsuku telah sampai ubunubun kugesekkan kemaluanku ke perutnya, Sabri semakin
mendesah merasakan besarnya senjataqu. Semua itu kita laqukan sambil berdiri bersandar pada
sebuah pohon. Kerana tempat itu agak terbuka akhirnya kita akhiri cumbuan kita kerana taqut
ketahuan warga sekitar. Tetapi setelah itu aqu jadi semakin berani dan pintar dalam bercumbu,
sering kita melaqukan di rumahku di saat mengerjakan tugas kampus berdua, didukung suasana
rumah yg sepi kerana kedua orangtuaqu bekerja dan adikku saat itu masih sekolah hanya ada
pembantu yg menyambi buka warung kelontong di garasi rumahku. Kadang juga kita bercumbu
saat di bioskop, di mobil, sampai di kamar kecil kampus bahkan saat kita berdua berboncengan naik
motor Sabri sering meremasremas dan memainkan gagang kemaluanku dari belakang. Di atas sofa
saat di rumahku kita bercumbu dgn hotnya, aqu buka kaos ketat Sabri yg memakai resleting di
depan sebagai kancing (sengaja aqu belikan kaos itu untuknya supaya mudah dibuka saat ingin
bercumbu). Aqu buka BHnya sehingga tampaklah buah dadanya yg menyembul indah di hadapanku.
Kemudian aqu remasremas dgn gerakan memutar dari luar menuju ke dalam.

Sementara itu aqu melumat bibir sensualnya, kemudian turun ke lehernya. Aqu jilati lehernya
sampai ke telinganya, Sabri mendesah pelan pertanda dia mulai terangsang. Jilatanku turun terus
sampai kemudian ke buah dadanya. Aqu jilati dan caplok buah dada itu, kusedotsedot, lalu kujilati
putingnya. Sabri meremas rambutku sambil menekan kepalaqu ke dadanya. Terus kulaqukan itu
terhadap buah dada yg satu lagi. Jilatanku turun ke perut, kujilati perutnya Sabri menggelinjang
kegelian. Tapi jilatanku tak bisa turun lagi kerana terhalang celana panjang katunnya. Nafsuku
semakin memuncak, kemaluanku tegang sekali ingin mencari lubang kenikmatannya untuk
kumasuki.

Kurebahkan dia di sofa itu kemudian kugulung ke atas sampai ke paha celana katunnya. Terlihat
betis indahnya menantang serta paha mulusnya yg putih itu seakan memanggilku untuk
mengelusnya. Langsung saja kucium, jilati, dan elus mulai betis indahnya sampai ke pahanya.
Memang aqu selalu tertarik dgn perempuan yg cantik seksi dan mempunyai sepasang kaki yg indah
dan panjang seperti Sabri perempuanku itu. Gagang kemaluanku telah tambah tegang di dalam
celana pendekku yg kukenakan dan aqu tak tahan lagi, kemudian aqu tindih badan Sabri sambil
mengepaskan kemaluanku yg tegang itu di lobang kemaluannya yg masih tertutup celana katun itu.
Sabri memelukku dan kemudian kugesekgesekkan gagang kemaluanku di situ sambil tanganku tak
henti mengelus betis mulus dan meremas pahanya. Cerita sex terbaru

Ssh.. ah.. ah.. ah.. ehm.. sayg, I want it real baby.. ehm.. ehmm.. ssh.. desah Sabri di kupingku. Aqu
tak peduli dgn katakatanya, gesekanku kupercepat buah dada Sabri bergerakgerak kerana
desakanku di badannya. Sabri semakin tak karuan gerakannya, sambil menggigit bibir bawahnya
dia terus mendesah dan aqu semakin terangsang oleh desahannya itu. Tak lama kemudian Sabri
memperketat pelukannya sambil membenamkan wajahnya ke dadaqu yg berbulu dan berteriak
tertahan (taqut ketahuan pembantuku soalnya), Aaahh.. sayaangg.. oohh.. aqu keluar baby.. eehh..
hhmm.. Kuhentikan gesekanku di kemaluannya, dan Sabri melepaskan pelukannya sambil
mengecup bibirku dan berkata Kamu huebat sayg.. dgn matanya yg indah mengerjapngerjap
seakan masih menikmati orgasmenya itu. Sekarang tinggal aqu yg belum tuntas, Sabri seakan
mengerti keinginanku kemudian bangkit dan membuka celanaqu kemudian meraih gagang
kemaluanku yg berdiri tegak itu, dielusnya perlahan kemudian dikocoknya lalu dikulumnya gagang
kemaluanku. Geli sekali rasanya, tapi enak sekali! Lain sekali rasanya apabila aqu onani sendiri
menggunakan guling yg selama ini sering aqu laqukan.

Disedotsedot oleh mulutnya kemaluanku, tapi kemudian aqu tarik kepalanya dan kusuruh Sabri
untuk tengkurap di sofa. Setelah tengkurap kupandangi bokongnya yg padat bulat itu lalu kuremas
remas. Aqu lalu mengangkanginya dan menggesekkan gagang kemaluanku mulamula di betis
indahnya lalu di paha putih mulusnya kemudian berakhir di bokong bulatnya yg masih tertutup
celana katun itu. Kugesekkan, ooh.. nikmat sekali bokongnya sambil tanganku meremasremas
buah dadanya dan kuciumi pipi dan lehernya. Gesekanku di bokongnya semakin kupercepat, sampai
Sabri terdorong ke depan kerana gerakanku. Akhirnya penantianku hampir sampai, Oh.. Sabri
.bokongmu enak sekali.. uuh.. aqu mau keluar sayg.. aah.. dan, Creet.. croot.. croot.. air maniku
memancar keluar di dalam celana dalamku. Aqu terkulai lemas menindih Sabri yg masih tengkurap
sementara gagang kemaluanku masih di bokongnya yg bulat itu.
Setelah itu kita merapikan baju dan kembali mengerjakan tugas kuliah kita. Nah, maka ketika kita
dapat tugas dalam kuliah, kita senang soalnya dapat kesempatan untuk bercumbu ria, untuk
memperlancar itu aqu dan Sabri selalu berdua membentuk kelompok sendiri (maklum, kita berdua
memang samasama punya nafsu yg besar).

[Nonton Juga Film Dewasa disini Bioskop Semi]

Tetapi itu belum seberapa, puncaknya saat mahasiswa angkatanku akan mengadakan study tour ke
Jakarta, tentu saja aqu serta Sabri jadi panitia inti dan kerana aqu menjabat sebagai sekretaris
Himpunan Mahasiswa Jurusan. Maka otomatis rumahku jadi base camp anakanak panitia untuk
membuat suratsurat kunjungan ke instansiinstansi di Jakarta dan perijinan serta membuat buletin
study tour. Nah, sebelum temanteman datang Sabri pagipagi sekali telah datang di rumahku, tak
lain tujuannya untuk bercumbu mesra itu tadi. Tetapi bukan itu yg akan kuceritakan, kerana ada
pengalaman lain yg tak terlupakan buatku untuk kuceritakan di sini.

Singkat cerita study tour kita berjalan sempurna, beritaseks.com aqu dan Sabri telah punya
rencSabri untuk memisahkan diri dari rombongan setelah kunjungan terakhir di sebuah kantor
organisasi dunia di Jakarta. Kita berdua sepakat untuk tak mengikuti rombongan yg sebelum pulang
ke Y akan mampir rekreasi di Dunia Fantasi, kerana nantinya ternyata kita berdua membuat dunia
fantasi kita sendiri. Untuk mengelabui dosen dan temanteman lainnya, kita pamit memisahkan diri
dari rombongan dgn tujuan masingmasing. Sabri akan ke rumah kakak perempuannya di Bekasi
sedangkan aqu akan ke rumah Pakde di Jakarta Selatan. Tetapi setelah aqu telepon ke Pak De
ternyata beliau sekeluarga sedang ada di Puncak selama 3 hari dan di rumah hanya ada pembantu
saja. Mendengar itu Sabri langsung mengajakku ke rumah kakaknya saja, aqu menurut saja kerana
aqu tak begitu tahu kota Jakarta.

Setelah sampai di rumah kakak perempuannya, aqu dikenalkan dgn suaminya. Tak berapa lama aqu
semakin akrab dgn keluarga muda tersebut. Mereka belum mempunyai momongan dan tinggal di
perumahan dgn satu pembantu. Kerana kakak ipar Sabri adalah pekerja yg sibuk, beliau seorang
manager di suatu perusahaan konstruksi alat berat, maka sampai di rumah telah capai dan langsung
tertidur di kamar. Sedangkan kakak Sabri seorang ibu rumah tangga biasa. Aqu diberi kamar tidur yg
terpisah dari kamar Sabri, tetapi pada suatu malam Sabri menyelinap ke kamar yg kutempati. Mula
mula kita hanya ngobrolngobrol saja membicarakan rencSabri kepulangan kita berdua, tapi lama
kelamaan kita semakin merapat dan langsung berciuman. Memang selama study tour kita puasa
tak bercumbu, maka kesempatan itu tak kita siasiakan apalagi kakak Sabri dan suaminya telah
tertidur di kamar atas dan pembantu telah molor sejak jam sembilan malam. Sayg! tolong buka
bajuku doong.. biar enak, kata Sabri Lalu kita bergulingan di kasur saling menindih menuntaskan
hasrat yg tertahan.

Di selasela bercumbu terdengar suara benda jatuh di teras depan. Aqu melepaskan ciumanku dan
keluar memeriksa, ternyata hanya seekor kucing yg menyenggol pot tanaman. Sial..! gerutuku,
gangguin orang lagi seneng aja tuh kucing. Tapi untungnya seisi rumah tak ada yg terbangun gara
gara kucing buluk itu. Lalu kembali aqu masuk ke kamar melanjutkan permainanku dgn Sabri Mulai
kulumat bibirnya, kumainkan lidahku di mulutnya, kucium lehernya dan kujilati telinganya. Aaah..
sayg, kamu.. hh.. kangen tak sam.. sama aqu? tanya Sabri sambil terengahengah menahan
rangsanganku. Aqu tak menjawab kerana mulutku sibuk menciumi lehernya. Tanganku melepas BH
nya, tapi Sabri merajuk dan memakai kembali BH itu. Enngg.. sayg jangan pakai tangan doong..
ngelepasnya pake mulut kamu dong yaang.. please.. edan tenan, baru kali ini Sabri minta yg aneh
aneh sama aqu. Tapi aqu turuti kemauannya. Kugigit tali BHnya lalu kupelorotkan sampai ke lengan,
sementara itu untuk membuka cup BHnya kugigit pinggirannya dan kupelorotkan ke bawah hingga
hidungku menyenggol putingnya yg telah tegak mengeras itu. Aaauuw.. geli sayg, teruss.. sayg yg
satunya lagi.. pinta Sabri manja.Cerita Sex

Kembali aqu melaqukan hal yg sama terhadap buah dada yg satunya hingga menyembul, keluarlah
dua bukit kembar yg montok, besar dan indah itu di depan mataqu. Dgn buas langsung kucaplok
buah dada kirinya, kusedotsedot dan kujilati putingnya sementara tangan kiriku meremasremas
buah dada kanannya. Kemudian bergantian kucaplok buah dada kanan sementara buah dada kiri
kuremasremas sambil kumainkan putingnya (kerana buah dada kiri Sabri yg paling sensitif terkena
rangsangan). Buah dadanya sekarang basah oleh air liurku sehingga tampak mengkilat diterpa
cahaya lampu kamar 5 Watt. Jilatanku turun ke arah perutnya, tanganku sibuk mengeluselus betis
indah dan paha putih mulus Sabri Lalu kupelorotkan celana pendek yg dikenakan Sabri sehingga
sekarang dia hanya memakai celana dalam saja. Aqu turun ke bawah untuk menciumi betis Sabri lalu
naik ke atas menciumi pahanya sampai ke paha bagian dalam hingga ciumanku sampai di
selangkangannya tepat di lobang kemaluan dan klitorisnya yg masih tertutup celana dalam. Terlihat
telah basah celana dalam Sabri saat itu. Auuw sayg enak.. ehmm.. teeruzz sayg.. lepas aja celanaqu..
ooh.. ceracau Sabri

Mendengar itu tanpa disuruh untuk yg kedua kalinya langsung kutarik celana dalam Sabri sampai
lepas. Aqu tertegun melihat kemaluan Sabri yg sekitarnya ditumbuhi bulubulu lembut itu, sumpah
baru kali ini aqu melihat yg aslinya. Ternyata lebih indah daripada yg ada di gambar dewasa di
internet kerana bisa langsung disentuh dan dijilati. Aqu masih terpSabri dan bingung melihatnya, lalu
aqu teringat sebuah adegan di film BF yg pernah kutonton. Maka aqu pun segera meniru adegan itu,
pertamatama kusentuh bibir kemaluan Sabri, Eeeh.. hhmm.. desah Sabri Lalu kujulurkan lidahku
dan mulai menjilati bibir kemaluannya, terasa asin dan berbau khas keperempuanan Sabri tetapi semakin
membuatku bernafsu. Kemudian lidahku menjilati klitorisnya yg mulai membengkak itu, Aaauw..
sayg, kamu apain anuku? tanya Sabri Tetapi belum sempat kujawab, Sabri berkata, Lagii doongg..
memintaqu untuk menjilati klitorisnya lagi. Oouw.. enak sekali.. ehmm.. aduh.. sayy.. aanngg..
ehh.. ceracau Sabri sementara kujilati klitorisnya. Cairan kenikmatan semakin deras keluar dari
lobang kemaluan Sabri dan tanpa ragu kujilati, terasa asin dan baunya yg khas sungguh
merangsangku.

Lalu kemudian aqu bangkit dan mengangkangi badan Sabri lalu kuletakkan gagang kemaluanku di
lembah antara kedua bukit kembarnya (setelah kulepas baju dan celanaqu tentunya). Kutekan dgn
tangan kedua buah dadanya untuk menjepit gagang kemaluanku itu, sambil merem melek
kugesekkan gagang kemaluanku sampai menyentuh dagu Sabri Kemudian aqu minta Sabri untuk
mengulum gagang kemaluanku, belum sempat dia siap aqu telah menyorongkan gagang
kemaluanku ke dalam mulutnya hingga masuk setengahnya. Sabri hanya diam, tapi aqu segera
menarik dan menyorongkan kemaluanku bolakbalik. Mungkin kerana Sabri tak siap dia hanya pasif
saja sehingga kutarik gagang kemaluanku. Setelah bosan dgn gaya itu kemudian aqu merangkak
turun sambil tanganku mengeluselus kemaluan Sabri yg semakin basah.

Kerana aqu telah tak tahan menahan nafsu untuk menyebadani Sabri apalagi melihat pandangan
Sabri yg sayu yg juga telah samasama nafsu, kuarahkan gagang kemaluanku yg mengacung tegak itu
ke arah lobang kemaluannya. Tetapi apa yg terjadi, ketika nyaris ujung kemaluanku mengenai bibir
kemaluannya, Sabri menahan perutku dgn tangannya, Sayg kamu mau ngapain? Mau dimasukin
yah.. jangan doong.. aqu kan masih perawan! Busyet! edan tenaann, aqu seakanakan disambar
geledek mendengar pengaquan Sabri dgn setengah tak percaya. mungkin Sabri yg menjadi
pembimbingku dan begitu pintar dalam hal seks yg notabene telah berpacaran sebanyak tiga kali itu
masih perawan? Please.. sayg.. tolong dong ngertiin aqu.. kita nikmatin itu nanti kalo kita telah
nikah aja ya sayaangg.. lanjut Sabri Mendengar itu aqu luluh juga, kerana aqu sendiri berprinsip tak
akan merusak wanita cantikku ini sebelum menikah. Tapi bagaimana dong, kemaluanku yg masih
tegang itu masa cuma dianggurin saja. Lalu kubelai rambut Sabri yg masih kukangkangi itu sambil
berkata, Oke saygku, aqu tak akan maksa kamu.. tapi kita lanjutin dong acara kita. Masa telah di
puncak kok tertahan, kita main seperti biasa aja, gesekgesekan okey? sambil kukecup kening dan
bibirnya. Setelah itu tangan Sabri yg menahan perutku dilepasnya sehingga dgn cepat kuarahkan
gagang kemaluanku untuk kugesekkan di bibir kemaluannya.

Cepak.. cepok.. cepak.. cepok.. bunyi gesekan kemaluanku dgn bibir kemaluan Sabri yg telah
sangat basah itu. Untungnya kasur itu hanya digelar di atas tikar di lantai sehingga tak ada bunyi
derit ranjang garagara gerakan kita yg liar. Sabri hanya merem melek sambil sesekali mengerang
nikmat menerima perlaquanku. Semakin lama kelihatan Sabri semakin menikmati permainan kita itu
dgn menggoyggoygkan pinggulnya, sehingga membuat aqu nekad mengarahkan kepala kemaluanku
ke lubang kemaluannya. Kutekan sedikit sehingga agak masuk ke dalam, yah.. kirakira hanya kepala
kemaluanku saja, terasa hangat. Kutarik dan kutekan berkalikali secara hatihati agar tak merusak
keperawanan Sabri Kuhentikan gerakanku kemudian kucium bibir Sabri Terasa kemaluanku dijepit
ketat, rasanya ngilu tapi enak sekali. Sayg, kamu masukin ya? tanya Sabri sambil dadanya naik
turun kerana napasnya tersengalsengal menahan nafsu. Enggak kok, cuma digesekin di luar aja,
aqu berkelit (padahal sih iya walau cuma sedikit).Cerita Sex


Setelah itu kuganti gaya, seperti biasanya Sabri kusuruh tengkurap langsung kemaluanku kugesekkan
di bokongnya yg empukempuk padat itu. Ehhm.. nikmat sekali rasanya. Hampir saja aqu mau keluar
di bokong Sabri tapi dgn segala daya upaya kutahan. Kubalikkan badan Sabri dgn lembut kukecup
bibirnya, buah dadanya, perutnya lalu kugesekkan kemaluanku di betis indah Sabri Woouuwww..
semakin tegang dan nikmaat. Apalagi aqu paling nafsu dgn betis mulus dan indah milik perempuan.
Gesekanku bergantian di kedua betis indahnya, begitu juga dgn paha mulus putihnya, hingga terasa
telah di ujung air maniku ingin keluar dari tempatnya. Kembali gagang kemaluanku kugesekkan di
bibir kemaluan Sabri, belum lima kali gesekan aqu pun keluar dgn suksesnya, Aaah.. Sabri sayg..
uuh.. aqu keluar ahh.. enaakk..

Croot.. creet.. craat.. criit..

Air maniku pun muncrat di perut Sabri dan sebagian di pangkal pahanya. Sabri terperanjat kaget, lalu
segera bangkit dan meraih celana dalamku yg kebetulan berserakan di dekat badannya dan segera
melap kemaluannya dari air maniku. Aqu maklum melihatnya dan membantu membersihkan, lalu
aqu gandeng dia ke kamar mandi untuk mencuci kemaluannya dgn sabun antiseptik supaya air
maniku tak masuk ke rahimnya. Terus terang kita belum siap kalau Sabri hamil duluan. Setelah
dikeringkan dgn handuk, aqu peluk badan bugil seksinya dan kukecup kening dan bibirnya sembari
kubelai rambut wanginya. Dia mencubit dada berbuluku, sambil berkata, Iiih.. kamu bandel banget
siih sayg, nanti kalo aqu hamil gimana hayoo! Mata bulat indahnya mendelik ke arahku, tetapi
bukannya aqu menyesal tapi malah gemas melihat wajahnya ketika sedang marah gitu jadi tambah
kelihatan cantik sekali. Alhasil aqu rengkuh badannya ke dalam pelukanku dan kemaluanku kembali
tegang.

Setelah keluar dari kamar mandi kita merapikan diri dan Sabri kembali ke kamarnya lagi setelah
mencium bibirku dgn lembut lalu aqu tertidur kecapaian. Hingga keesokan harinya aqu terbangun
sinar matahari telah terang menembus kamar dan mataqu tertumbuk pada noda merah agak tak
jelas dan masih sedikit basah di seprei kasurku. Ya ampuun, kalau benar itu noda darah berarti
memang Sabri masih perawan dan aqulah yg mengambil keperawanannya walaupun aqu tak
bermaksud demikian. Barulah aqu percaya memang Sabri adalah wanita baikbaik, sehingga
membuatku tambah cinta. Maafkan aqu sayg, aqu telah berprasangka buruk sama kamu, ohh wanita
cantikku ternyata masih ada perempuan seperti kamu yg masih menjaga kesuciannya. Tapi kejadian
itu malah tak membuat kita berdua kapok, bahkan malam berikutnya kita melaqukan lagi di kamarku
setelah sebelumnya Sabri bilang padaqu kalau lobang kemaluannya linu kusodok dgn gagang
kemaluanku. Tapi kamu jangan kapok lho sayaang.. nanti malam lagi yaah.. bisiknya manja saat
kita jalanjalan di Mall. Sampai kemudian kita pulang ke Y di atas kereta dgn sembunyisembunyi kita
saling cium bibir dan remas bagian badan kita yg peka rangsangan.Cerita Sex

Nah, itulah pengalaman pribadiku yg tak bisa kulupakan sampai sekarang walaupun saat ini aqu dan
Sabri telah berpisah kerana banyak halangan seperti hal yg sangat prinsip buat kita berdua yg
menghadang hubungan kita. Dgn sadar dan berat hati walaupun terasa pedih dan sakit di dada, kita
akhiri hubungan kita, dan telah semenjak putus dgn Sabri empat tahun lalu di akhir tahun 96, aqu
belum menemukan pengganti Sabri sebagai belahan jiwaqu. Sabri, aqu selalu dan tetap
mencintaimu walaupun kita tak bisa bersatu, kamu tetap ada di hatiku sebagai bagian dari memori
indah hidupku selama ini. Maafkan atas semua perbuatanku kepadamu selama kita memadu kasih
dan kudoakan semoga kamu bahagia bersanding dgn orang yg benarbenar bisa membimbing dan
mencintaimu untuk selamanya. Aqu akan turut bahagia bila kamu juga merasakan bahagia
permaisuriku. Terimakasih atas segala perhatianmu dan kasih saygmu kepadaqu yg telah kau berikan
dan jangan kau lupakan aqu sayg.

ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.